Translate My Blog

Selasa, 02 April 2013

Membangun Rumah Lantai 1 Menjadi Lantai 2

Informasi Untuk Semua :

Membangun Rumah Lantai 1 Menjadi Lantai 2

1. Mendesaian Ruangan Yang Di Inginkan
2. Mempelajari Struktur Rumah Lantai 1
3. Menghitung Biaya Upah dan Material
4. Menghitung Biaya Bongkar Ruangan
5. Melaksanakan Pembangunan  Kepada Yang Berpengalaman
6. Memanfaatkan Material Yang Masih Bisa Dipakai


Membangun Rumah Lantai 1 Menjadi Lantai 2

Membangun Rumah Lantai 1 Menjadi Lantai 2

Tidak ada salahnya merencanakan merubah rumah anda dari lantai satu menjadi lantai dua, biasanya karena kurangnya ruangan yang kita inginkan, semakin bertambah jumlah keluarga semakin butuh kita ruangan, terutama ruangan kamar tidur.


Apalagi ketika awalnya kita mengambil rumah kredit yang awalnya hanya terdiri dari 5 ruangan, ruangan tamu, ruangan tidur, ruangan dapur, ruangan kamar mandi dan sedikit ruangan teras. Jika kita keluarga kecil tidak akan bermasalah dengan jumlah ruangan ini, tapi apa yang terjadi ketika anak-anak kita bertambah dewasa, mereka butuh ruangan kamar sendiri tentunya, atau kita membantu keluarga tinggal sementara dirumah kita, tentunya butuh ruangan kamar tidur juga.


Mungkin akan terlihat sangat mahal ketika kita ingin merubah rumah kita menjadi lantai dua, tapi sebenarnya tergantung dari keinginan kita saja, saya dapat contohkan, suatu rumah dijual diperumahan yang awal harga cashnya 100 sampai 200 jutaan, akan membuat rumah penduduk sekitarnya akan naik, padahal belum tentu material bangunannya sama dengan perumahan tersebut atau fasiltas umum dan sosialnya sama. Jadi ada baiknya anda merencanakan dari awal dengan mencoba menghitungnya terlebih dahulu. Disini saya mencoba untuk membagi sedikit caranya, mungkin yang lebih ahli dari saya lebih tahu, tapi minimal saya dapat menyampaikan ide buat pembaca blog ini :


Langkah-langkah tersebut antara lain :

1. Mendisaian Ruangan Yang Di Inginkan

 
Langkah pertama untuk membangun apapun adalah membuat desain ruangan yang kita inginkan, kita tidak bisa membangun apapun kalau kita tidak tahu apa saja ruangan yang ingin kita bangun. Jika anda bukan seorang “kuli bangunan” seperti saya, buat saja sket ruangannya, yang penting anda tahu luas ruangan yang akan dibangun, yaitu panjang dikalikan lebar maka jadilah ruangan tersebut,  karena itu lah dasar kita menghitung material dan upah tenaga pelaksanaannya.
 

Anda cukup menulis ruangan yang anda inginkan di lantai 2 tersebut, dan hitung luas peruangannya, setelah itu anda tinggal menghitung material tambahannya seperti kusen, daun pintu, handle pintu, engsel pintu dan lakukan hal yang sama dengan jendelanya, juga lampu ruangan yang dibutuhkan dari stop kontak dinding dan saklar yang kita inginkan.

Jika ruangan lantai 2 yang akan dibangun cukup banyak atau luas ada baiknya anda konsultasi dengan para “kuli bangunan”, saya yakin banyak di sekitar anda, baik itu tukang insinyur bangunan atau tukang pasang bata. Saya yakin sedikit banyaknya mereka dapat memberikan ide dan petunjuk kepada anda, asal jangan anda minta petunjuk kepad tukang yang lain seperti tukang obat, alias “dokter” …hehehe…just kidding.

Kalau pembaca mau konsultasi ke kami silahkan emailkan saja keinginan anda ke : desainpratama@yahoo.co.id,  jika kami luang waktunya dan selesai tugas kewajiban dari tugas utama pekerjaan kami, kami akan membalas email anda. Bukan bermaksud sok sibuk tapi namanya membantu, semampu kita kan, oke…emailkan saja yah.

Setelah anda mengetahui apa saja ruangan yang anda inginkan barulah anda lakukan langkah ke 2 dibawah ini, tapi izinkan saya sebelumnya memberi ide dan sedikit petunjuk ruangan yang akan dibangun, biasanya kita membutuhkan ruangan kamar tidur lebih usahakan bisa menambah minimal 2 ruangan kamar tidur atau lebih, pesiapkan ruangan kamar mandi, teras dan lubang tangganya atau jika anda inginkan ada ruangan berkumpul keluarga dilantai 2 itu, Lalu hitunglah luas ruangan tersebut, standar yang biasa untuk rumah sederhana adalah 2x3 untuk kamar tidur, lubang tangga 1x2, kamar mandi 1x1,5, yang lain tergantung anda. Baiknya ketika menentukan luas ruangan tidur, pikirkan dipan atau ranjang, lemari, meja bisa cukup dalam ruangan tidur tersebut, kalau kamar mandi dan lubang tangga standar saja sudah cukup.


2. Mempelajari Struktur Rumah Lantai 1


Langkah ke 2 ini sangat penting, anda mendesain apapun di lantai 2 kalau anda tidak mengetahui kekuatan struktur lantai satu terutama tiang atau kolomnya dan pondasinya, jangan harap bisa membangunnya.

Sedikit petunjuk dari saya, jika rumah anda awalnya kontrakkan atau rumah sederhana biasanya dinding pembatas dengan rumah sebelah hanya satu dinding, nah…lebih baik anda musyawarah dulu dengan tetangga and bagi dua dinding tersebut adalah yang paling adil, tapi tentu akan menyebabkan perubahan struktur rumah anda untuk membanngun lantai 2 nya. Di sini saya sarankan anda menyuntik kolom setiap pertemuan dinding siku anda dengan merencanakan membuat pondasi tapi atau kaki ayam, dan kolomnya.

Mungkin anda sedikit bingung kalau yang bukan kuli bangunan, apa yang dimaksudn menyuntik pondasi dan kolom, anda cukup mencari kolom praktis di rumah anda atau kolom yang menopang atap anda, lalu bobok atau bongkarlah dindingnya sebelahnya,kira jarak 3 cm dari kolom tersebut lalu baru masukkan tiang dan pondasinya, dan perhatikan apakah atap anda bergerak turun dengan pembobokan dinding tersebut.

Jika dimungkinkan bergerak atau mau rubuh, lalukakan support atau topang dengan balok 6/12 atau scaffolding atau apapun yang bisa menahan atap tersebut sampai kolom dan pondasi yang anda cor kering dan sesuai umur nya ketika membongkar bekistingnya.

Jadi kesimpulannya, cobalah sebelum melaksanakan rencana pembangunan lantai 2 tersebut anda konsultasi dulu dengan “kuli bangunan” yah…atau “tukang bangunan”..jangan dengan “tukang bohong” atau “tukang obat”, cara tahunya, tanya aja kepada tukang yang sedang membangun rumah orang, minimal anda mendapat sedikit petunjuk itu kalau si tukang tersebut di menjabat dua jabatan yaitu “tukang bangunan” sekaligus “tukang bohong”….hehehe…karena rata-rata karena ingin mendapat pekerjaannya seseorang bisa saja mengatakan pernah membangunnya atau apapun yang ia katakan tentang pengalamanya. What ever lah itu…pembaca, minimal anda dapat sedikit petunujuk.


3. Menghitung Biaya Upah dan Material

 
Cobalah cari toko material yang harganya paling murah di semua toko bangunan yang ada di daerah anda, cari tempat penjualan material bekas disekitar anda seperti kusen atau keramik bekas, ini sangat berguna untuk perbandingan anda dengan membeli barang baru, ingat tidak semua barang bekas bongkar bangunan itu jelek, tergantung kita memilihnya, tapi jika harganya dengan yang baru tidak jauh beda, lebih baik anda beli yang baru saja.

Untuk membangun rumah yang awalnya dari rumah lantai 1 ke lantai 2 jangan sembarang memilih tukang, karena akan fatal akibatnya, jika mereka salah bongkar, adanya rumah anda akan rubuh semua, hingga membuat pengeluaran 2 kali dari perencanaan anda. Berikanlah kepada tukang-tukang yang pernah membangun rumah 1 lantai atau 2 lantai, atau anda konsultasi dulu dengan para “kuli bangunan” yah.

Paling mudahnya memperkirakan biaya bangunan anda yaitu dengan menghitung terlebih dulu biaya bongkar, yaitu atap rumah anda, lebih baik pekerjaan ini anda borongkan saja kepada tukang, jadi tidak ada pekerjaan tambah pada bongkaran rumah anda, kalau anda buat harian….hehehe..siap-siap saja ada cost tambahan, kopi dan rokok atau apa sajalah yang membuat si tukang supaya cepat kerjanya, tapi jika anda borongkan, anda akan tenang cukup mengawasinya saja.

Setelah anda mendapatkan biaya borongan bongkar, barulah anda bicarakan atau hitung biaya membangun lantai 2 tersebut, sesuai panduan di langkah 1 cobalah hitung per ruangan luas ruangan terlebih dahulu, baru anda borongkan kepada pemborong dengan hitungan luas tersebut. Panduan anda tentang harga adalah dengan bertanya kepada yang pernah membangun rumah dari pondasi bukan dari bongkar rumah dulu, tanya saja ke pemborongnya berapa anda borong tenaga rumah ini permeter.

Setelah anda tahu harga borongan upah per meter persegi bangunan, barulah anda menghitung material, saya sarankan yang diborongkan hanya upah bongkar dan upah tenaga membangunnya, bukan borong dengan material, karena material itu harganya naik turun, adanya anda bisa kaget nanti, beli saja secukupnya,s esuai permintaan pemborong tenaga tersebut.

Biasanya mereka akan memberikan rincian material apa saja yang mau dibeli, dan cocokanlah dengan hitungan anda sebelumnya yang mungki anda telah minta bantu seorang “kuli bangunan” untuk menghitung biaya upah bongkar, upah tenaga dan materialnya.
Selalu awasi pekerjaan pemborong ini, terutama masalah kualitas pekerjaan, jangan sampai anda mendapati pemasangan lantai keramik yang jika anda jalan dengan sepatu bunyi bisa berubah suara keramik itu ketika anda melakangkah, alias ada beberapa keramik yang tida terisi penuh dengan semen saat pemasangannya.


4. Menghitung Biaya Bongkar Ruangan

 
Cara menghitung biaya material yang paling mudah adalah dengan mengetahui luas bangunan yang akan dibongkar, terutama atap bangunan anda. Setelah anda tahu luasnya berikan lah kepada pemborong untuk mereka bisa memberikan harga penawaran kepada anda, biaya bongkar biasanya tidak lebih dari 50% dari harga bangunan ketika anda membangunnya tergantung dari tingkat kesulitannya, jika hanya atap cukup anda tahu luas atap anda berapa kalikan dengan hitungan borongan luas rangka baja atau pemasangan dengan rangka kayu yang tidak lebih dari harga 200 ribu permeternya untuk harga jakarta,tergantung harga materialnya, dan tambahkan dengan jumlah genteng anda, setelah tahu semua harga itu, kalikan dengan 20% untuk upah membangunnya.

Saya coba contohkan yah :
Jika luas atap anda 100 m2 kalikan dengan 200 ribu berarti pemasangan rangka atap anda
20 jta, lalu 100 m2 kalikan dengan 14 ,ini saya hitung rata-rata jumlah genteng minimalis dalam permeter perseginya ada 14 buah, yang harga 1 buah 7 ribu rupiah jadi 100x14x 7 ribu yaitu 9,8 juta rupiah, total dari dua biaya ini 29,8 juta lalu kalikan dengan 20 persen untuk biaya pasang gentengnya menjadi 5,96 juta, lalu jumlahkan menjadi 35,7 juta. Sudah dapat semua angka biaya beli rangka atap,upah pasang dan harga genteng lalu kalikanlahlah denga harga bongkaran 50% ,hingga biaya bongkar menjadi 17.88 jt.

Itu sedikit contoh hitungannya selebihnya sesuaikan dengan harga material nya yah..dengan angka ini anda bisa membandingkan harga borongan bongkar dari pemborong tersebut, jika lebih dari itu anda tawar, bila perlu dibawah angka tersebut. Ingat kerja borongan adalah kita hanya menunggu hasilnya saja tentunya dengan pengawan kita, harga borongan itu adalah upah bongkar, bukan material bongkarannya untuk pemborong yah.

Saran saya kembali, konsultasi kepada orang yang pernah mengerjakannya Melaksanakan Pembangunan  Kepada Yang Berpengalaman bukan kepada Pemborong yang akhirnya huruf “b” nya hilang diganti “h” jadi Pembohong….hehehe….just kidding ..pembacaku.


5. Memanfaatkan Material Yang Masih Bisa Dipakai

 
Ketika dalam pelakasanaan pekerjaan ini, sangat saya anjurkan kepada orang yang pernah melakukannya, karena akan berbahaya ketika pembongkaran terjadi malah kecelakaan yang diterima tukang-tukang yang bongkar, yang tentunya akan menambah cost anda minimal waktu pembangunan anda terhambat.


Ingat kunci hemat dalam membangun apapun, sebesar apapun yang dibangun atau proyeknya, adalah semakin cepat selesai bangunan tersebut semakin hemat biaya pengeluaran kita. Jadi carilah kontraktor, pemborong atau tukang yang berpengalaman, jangan cuman kata dan katanya si A dan si B, mudah anda mengetahui apakah mereka berpengalaman atau tidak.
Cukup dengan menanyakan langkah-langkah untuk membangun rumah lantai 1 menjadi lantai 2, dengan memperhatikan jawaban mereka dan bandingkan dengan tulisan ini, anda bisa mengetahui apakah mereka itu “PEMBORONG” atau “PEMBOHONG” ketika dalam pelaksanaan huruf “R” nya kabur entah kemana.


6. Memanfaatkan Material Yang Masih Bisa Dipakai

 
Ketika anda sudah mengetahui harga bongkaran, harga upah pasang dan harga material, cobalah ajak diskusi pemborong tenaga tersebut tentang material kita yang masih bisa dipakai, misalnya genteng anda, atau rangka atap anda, kusen dan lain-lainya.
Dari segi material anda akan menghemat banyak, tapi jangan pakai bahan material yang consumable maksudnya bahan yang habis dipakai, contoh paku, bendrat apalagi bata yang bekas bongkaran, dalam hitungan awal anda tetap menghitung normal, tapi dalam pelaksanaan minta tolong kepada pemborong memanfaatkan material tersebut.
Anda akan habis waktu dan pemborong pun tidak mau jika paku bekas bongkaran disuruh luruskan kembali, lebih baik anda beli baru, karena untuk mempercepat pekerjaan pembangunan anda.


Ingat semakin cepat selesai pelaksanaan pembangunan semakin hemat biaya anda.


Cukup sekian tulisan saya, semoga bermanfaat.
Jika Pembaca ingin membaca artikel lain tentang Teknik Sipil silahkan klick artikel dibawah ini


2 komentar:

  1. Apakah rumah yg berdinding batako bisa dibuat 2 lantai?

    BalasHapus
  2. Bisa, untuk membangun rumah 2 lantai atau bangunan high rise 100 m dari permukaan tanah keras, tidak ada kaitannya dengan dindingnya sekalipun dinding tersebut terbuat dari batako tapi berkaitan erat denga pondasi bangunan tersebut, dinding hanya di fungsikan untuk melindungi penghuni dari hujan, angin atau cuaca, saran : ketika merenovasi bangunan yang terbuat dari dinding batako, perhatikan kolom praktis dan pondasi tiang/kolom tersebut, cukup menggantikan dengan pondasi tapak sedalam lebih kurang 1 meter area jakarta (kecuali tanah urug), yang penting pondasi bertemu dengan tanah asli/tanah keras, teknik penggantian pondasi tanpa membongkar dinding batako terlalu banyak, cukup di area kolom tersebut saja yang diganti ukuran dimensi kolom dan pondasi tapak nya....lebih jelasnya silahkan email ke fikribum@yahoo.co.id, dalam waktu senggang kami akan menjawab pertanyaan bapak...terimakasih...semoga bermanfaat

    BalasHapus

Please type in your comments, If you do not use email, please select Anonymous, thank you (Infodaku.com)